Tuesday, March 13, 2018

Banyak potensi

Jika semua berkarya, jika semua bergerak, berarti hidup lebih berarti


Jika semua bisa melihat, jika semua peduli apapun bermanfaat
dan apapun yang bermanfaat pasti bisa dijadikan aset




Thursday, May 26, 2016

Peresmian Monumen Gempa Bumi 2006

Mengenang Dahsyatnya Gempa Bumi 10 Tahun Lalu, Warga Cepokosawit Dirikan Monumen

Kamis, 26/5/2016
Monumen Gempa Bumi 2006 untuk mengenang terjadinya gempa di Desa Cepokosawit, Sawit, Boyolali, Rabu (25/5/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)
MONUMEN GEMPA BUMI 2006 UNTUK MENGENANG TERJADINYA GEMPA DI DESA CEPOKOSAWIT, SAWIT, BOYOLALI, RABU (25/5/2016). (MUHAMMAD ISMAIL/JIBI/SOLOPOS)
AddThis Sharing Buttons
Gempa bumi dahsyat pernah mengguncang wilayah Jogja yang dampaknya juga terasa di Boyolali dan sekitarnya pada 27 Mei 2006 lalu.
Solopos.com, BOYOLALI - Lagu Berita Kepada Kawan ciptaan Abiet G. Ade mengiringi pembacaan puisi berjudul “Sabtu Kelabu di Desaku” yang dibacakan oleh siswi SDN 2 Cepokosawit kelas VI, Bunga Imelda, 10.
Puisi itu berkisah tentang bencana gempa bumi yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006. Pada hari itu tepat pukul 05.55 WIB gempa dahsyat berkekuatan 5,9 skala richter (SR) bersumber di pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga mengguncang di Desa Cepokosawit, Sawit, Boyolali.
Sebanyak 216 rumah warga yang tersebar di sembilan dari 12 dukuh di Cepokosawit mengalami rusak parah. Ada tiga dukuh yang paling parah terdampak gempa saat itu yakni Dukuh Satriyan, Cepokosawit, dan Kenteng. Tiga orang meninggal dunia dan dua orang mengalami cacat akibat tertimpa bangunan rumah.
Gempa dahsyat itu masih meninggalkan trauma luar biasa warga setempat. Dari 19 kecamatan di Boyolali hanya satu kecamatan yang terkena gempa 2006.
Bantuan dari berbagai pihak berdatangan. Warga bergotong royong membersihkan puing-puing reruntuhan rumah yang roboh dan memperbaiki rumah yang rusak.
Tidak terasa sudah 10 tahun gempa dahsyat berkekuatan 5,9 SR itu berlalu. Warga Cepokosawit tidak pernah bisa melupakan kejadian itu. Semangat untuk bangkit dari keterpurukan menjadi modal warga untuk kembali membangun rumah yang rusak.
Kini warga membangun Monumen Gempa Bumi 2006 sebagai saksi sejarah terjadinya gempa bumi di Cepokosawit. Monumen yang dibangun di tanah kas desa seluas 500 meter persegi itu menelan dana senilai Rp225 juta dari swadaya masyarakat.
Jalan setapak sepanjang 50 meter menjadi jalan utama menuju ke monumen yang dibangun di tengah sawah. Desain monumen gempa berbahan utama batu setinggi 17 meter itu menyerupai dua gapura yang disatukan. Pembangunan gapura masuk Candi Prambanan di Klaten menjadi inspirasi monumen. Ada sembilan pola gambar berbeda yang ukir di monumen itu. Setiap gambar memiliki filosofi atau makan tentang bencana gempa bumi di Cepokosawit.
Tiga pola gambar bermotif bunga di bagian bawah mengartikan tiga dukuh paling parah terkena gempa, sembilan gambar bulatan bermakna jumlah dukuh yang terkena gempa, 12 kotak berbentuk segi empat bermakna jumlah dukuh di Desa Cepokosawit, 12 gambar bunga sakura di tengah bermakna jumlah dukuh, gambar lima kotak segi empat pada bagian sayap monumen mengartikan waktu kejadian gempa, angka 2006 di puncak memiliki arti tahun kejadian gempa.
Kemudian lima bulatan di bawah bola dunia (globe) bermakna bulan kejadian gempa, 27 lembar daun di bagian sayap bermakna tanggal kejadian gempa, dan bola dunia bermakna gempa bumi.
Ketua Pembangunan Monumen Gempa Bumi 2006, Soekoyo, mengatakan batu yang digunakan untuk membangun monumen didatangkan dari Muntilan, Magelang. Monumen dibangun di dalam kompleks Situs Gajah Putih. Pembangunan monumen dimulai tanggal 17 Februari 2014 sampai 4 April 2016.
“Kami sengaja meresmikan monumen bersamaan dengan peringatan dasawarsa gempa bumi 2006,” ujar Soekoyo kepada solopos.com, Rabu (25/5/2016).
Kepala Desa (Kedes) Cepokosawit, Slamet Raharjo, mengatakan salah satu tokoh masyarakat pengagas dibangunnya monumen adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono yang tak lain adalah warga kelahiran Cepokosawit. Pembangunan monumen menelan dana senilai Rp100 juta, pembangunan museum senilai Rp100 juta, dan pembangunan infrastruktur senilai Rp25 juta.
“Kami ingin memberikan pendidikan sejarah kepda generasi muda tentang gampa dasyat yang pernah menguncang Cepokosawit melalui bangunan monumen. Gempa itu memberikan pelajaran berharga bagi warga,” kata dia.

Tuesday, March 22, 2016

Gemah Ripah Loh Jinawi

NO  TANGGAL  DONATUR DONASI SALDO KETERANGAN
1 23 Oktober 2015 Kel. Bp.Prono Sunaryo    10.000.000 10.000.000 Transfer via BCA
2 29 Oktober 2015 Kel. Bp.Wiro Soekarno    10.000.000 20.000.000 Transfer via BCA
3 3 Nopember 2015 Bp. Dalyono (Surabaya)      2.000.000 22.000.000 via bendahara
4 9 Nopember 2015 Bp. Drs.Suwarno Senden (Sorong)      1.000.000 23.000.000  Transfer via BCA
5 16 Nopember 2015 Kel. Bp Tomo Cepokosawit (Padang)      1.000.000 24.000.000 Transfer via BCA
6 19 Nopember 2015 Kel. Bp. Heru Sukiran (Solo)      2.000.000 26.000.000 Transfer via BCA
7 16 Desember 2015 Kel. Bp.Darto Wiryono      7.000.000 33.000.000 Transfer via BCA
8 29 Desember 2015 Bp. dr. Sunartono (Sleman)      6.000.000 39.000.000 Transfer via BCA
9 22 Januari 2016 BKMM "Lir Gumanti"         500.000 39.500.000 via pengurus
10 31 Januari 2016 Warga Penggingan         500.000 40.000.000 via pengurus
11 31 Januari 2016 Warga Bletengan         565.000 40.565.000 via pengurus
12 29 Pebruari 2016 Warga Legundi      1.060.000 41.625.000 via pengurus
13 4 Maret 2016 Kel. Trah Reso Sumartan (Penggingan)      1.500.000 43.125.000 Transfer via BCA
14 6 Maret 2016 Warga Senden         955.000 44.080.000 via pengurus
15 6 Maret 2016 Warga Cepokosawit         500.000 44.580.000 via pengurus
16 6 Maret 2016 Bp.Yuwono      1.000.000 45.580.000 via pengurus
17 7 Maret 2016 Warga Gambuhan      1.070.000 46.650.000 via pengurus
18 7 Maret 2016 Kel. Bp.Yatno Wiyoto (Cepokosawit)    50.000.000 96.650.000 Transfer via BCA
19 11 Maret 2016 Kel. Bp.Mitro Dikromo (Cepokosawit)      2.500.000 99.150.000 via pengurus
20 12 Maret 2016 Kel. Bp. Sutatno (Legundi)      1.000.000 100.150.000 via pengurus
21 12 Maret 2016 Bp. Djoko Sawidji (Cepokosawit)         200.000 100.350.000 via pengurus
22 12 Maret 2016 Kel. Bp. Surono (Penggingan)      2.500.000 102.850.000 via pengurus
23 21 Maret 2016  Kel. Bp.Drs Ngadimin (Padang)      2.000.000 104.850.000 via pengurus
24 26 Maret 2016 Warga Kenteng         500.000 105.350.000 via pengurus
25 26 Maret 2016 Warga Satriyan         500.000 105.850.000 via pengurus
26 26 Maret 2016 Warga Logereng         500.000 106.350.000 via pengurus
27 26 Maret 2016 Warga Sidomulyo         300.000 106.650.000 via pengurus
28 28 Maret 2016 Kel Bp. Praptosuroso Senden      5.000.000 111.650.000 Transfer via BCA
29 24 April 2016 Bp. Yudi Jakarta (Ledok)      2.000.000 113.650.000 cash

                      GEMAH RIPAH LOH JINAWI

Sak gegem lemah
Yo donya iki mung semono ibarate
Munggwing kang murbeng dumadi

Sak gegem lemah
Umpomo podo nglenggana
Diburu, dioyak ora sepiroa

Sak gegem lemah
Senajan sak gegem urip bisa lumampah
Ngugemi sejatining titah

Hooh,
Ngangsa, kemrungsung mung gawe dredah
Lumah kurepe lemah gumantung sing nggegem

Sedulur, ..
Eling nalika kurepe panggegem dadi pepeling
Donya yomung lemah wutah
Ngalor ngidul golek gandulan sejati
Tumetes luh nglenggana
Butuh gayutan

Duh Gusti
Lemahku, donyaku jebul dudu duweku
Horek nalikane kurepe kersaMu dumadi
27 Mei 2006, pada playon
Gondelanku.. Gandulanku...
Mung jengandika kang paring purbawasesa

Sanga papat punjul enem
Genep satus manunggal siji
Amung lepat kang kapendem
Mugi pupus ngarsaning gusti

Ngonggo onggo tangising bocah
Kepradah bapa biyung
Banjur kepiye

Ora. Ora. Iki mung pepeling
Tembe bakal tinemu rahayuning praja
Lemah sak gegem titipan iki
Bakal tinemu "GEMAH RIPAH LOH JINAWI"

Geguritan mengeti dasawarsa lindu gede cepokosawit
Kaanggit dening Adhimas Suratman